Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil

PEMBAHASAN

 KETERAMPILAN MEMBIMBING DISKUSI

KELOMPOK KECIL

A.  Pengertian

Apakah Yang dimaksud dengan diskusi kelompok kecil? Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur dan melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka untuk mengambil kesimpulan dan memecahkan masalah.[1]

Sebenarnya,tidak semua pembicaraan yang dilakukan oleh sekelompok kecil orang dapat disebut sebagai diskusi. Agar dapat disebut sebagai diskusi kelompok kecil, syarat-syarat berikut harus dipenuhi.

  1. Melibatkan kelompok, yang anggotanya berkisar antara 3-9 orang.
  2. Berlangsung dalam situasi tatap muka yang informal, artinya semua anggota kelompok berkesempatan saling melihat, mendengar, serta beromunikasi secara bebas dan langsung.
  3. Mempunyai tujuan yang mengikat anggota kelompok sehingga terjadi kerja sama untuk mencapainya.
  4. Barlangsung menurut proses yang teratur dan sistematis menuju kepada tercapainya tujuan kelopok.[2]

Diskusi kelopok kecil bermanfaat bagi siswa untuk:

1. Mengembangkan kemampuan berpikir dan berkomunikasi

2. Meningkatkan disiplin

3. Meningkatkan motifasi belajar

4. Mengembangkan sikap saling membantu, dan

5. Meningkatkan pemahaman.[3]

 

Diskusi kelompok adalah suatu proses percakapan yang teratur, yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang bebas dan terbuka, dengan tujuan berbagi informasi atau pengalaman, mengambil keputusan, atau memecahkan suatu masalah. Dengan demikian, pengertian keterampilan dasar mengajar membimbing diskusi kelompok kecil ialah keterampilan melaksanakan kegiatan membimbing peserta didik agar dapat melaksanakan diskusi kelompok kecil secara efektif.[4]

 

B. Komponen Keterampilan Membimbing Diskusi.

Menurut Udin S Winatapura, Agar keterampilan dapat kita kuasai dengan baik, perhatikan keenam komponen-komponen dalam keterampilan membimbing diskusi.[5]

  1. Memusatkan perhatian
  2. Memperjelas masalah atau uraian pendapat
  3. Menganalisis pandangan
  4. Meningkatkan uraian
  5. Menyebarkan kesempatan berpartisipasi
  6. Menutup diskusi.[6]

 

Sedangkan menurut Moh. Uzer Usman, komponen keterampilan dalam membimbing diskusi pembelajaran ada tujuh komponen, diantaranya yaitu :

  1. Memusatkan perhatian peserta didik pada tujuan dan topik diskusi.
    1. Rumuskan tujuan dan topik yang akan dibahas pada awal diskusi
    2. Kemukakan masalah-masalah khusus
    3. Catat perubahan atau penyimpangan diskusi dari tujuan
    4. Rangkum hasil pembicaraan diskusi.
  2. Memperjelas masalah maupun usulan/pendapat.
    1. Merangkum usulan tersebut sehingga menjadi jelas
    2. Meminta komentar peserta didik dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang membantu mereka memperjelas atau mengembangkan ide tersebut
    3. Menguraikan gagasan peserta didik dengan memberikan informasi tambahan atau contoh-contoh yang sesuai, sehingga kelompok dapat memperoleh informasi secara lebih jelas.
  3. Menganalisis pandangan/pendapat peserta didik. Di dalam diskusi sering terjadi perbedaan pendapat di antara anggota kelompok. Dengan demikian, kita hendaknya mampu menganalisis alasan perbedaan tersebut dengan cara antara lain sebagai berikut:
    1. Meneliti apakah alasan tersebut memang mempunyai dasar yang kuat
    2. Menjelaskan hal-hal yang disepakati maupun yang tidak disepakati.
  4. Meningkatkan usulan peserta didik.
    1. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat menantang peserta didik untuk berpikir.
    2. Memberikan contoh-contoh verbal yang sesuai secara tepat
    3. Memberikan waktu untuk berpikir
    4. Memberikan dukungan kepada usulan pendapat peserta didik dengan penuh perhatian
  5. Menyebarkan kesempatan berpartisipasi
    1. Mencoba memancing usulan peserta didik yang enggan berpartisipasi dengan mengarah langsung secara bijaksana. Mungkin kita sering menjumpai peserta didik yang sangat pasif, seakan-akan tidak mau terlibat dalam kegiatan diskusi. Jika demikian, kita perlu melibatkan mereka secara khusus. Sesekali kita berikan pertanyaan khusus untuk berpendapat[7]. Atau dapat juga kita lakukan dengan membuat pertanyaan agar dijawab melalui tulisan. Jawaban dari peserta didik yang tidak aktif tersebut kita bacakan secara khusus di depan kelas lalu kita memberikan apresiasi. Kadang mereka tidak mau terlibat diskusi bukan berarti tidak peduli, namun boleh jadi karena demam panggung, demophobi, tidak terbiasa berbicara di depan publik[8].
    2. Mencegah terjadinya pembicaran serentak dengan memberi giliran kepada setiap orang, terutama yang pendiam terlebih dahulu
    3. Secara bijaksana usahakan mencegah orang yang suka memonopoli pembicaraan
    4. Mendorong setiap orang untuk mengomentari usulan temannya sehingga interaksi antar peserta didik dapat ditingkatkan
  6. Menutup diskusi
    1. Dengan bersama-sama, kita membuat rangkuman hasil diskusi
    2. Kita perlu memberi gambaran tentang tindak lanjut hasil diskusi
    3. Kita lakukan evaluasi bersama atas proses maupun hasil diskusi yang telah dicapai
  7. Hal yang harus diperhatikan
    1. Mendominasi diskusi sehingga siswa tidak diberi kesempatan
    2. Membiarkan siswa tertentu memonopoli diskusi
    3. Membiarkan terjadinya pemyimpangan dari tujuan diskusi dangan pembicaraan yang tidak
    4. Membiarkan siswa yang enggan berpartisipasi
    5. Tidak memperjelas atau mendukung urunan pikir siswa
    6. Gagal mengakhiri diskusi secara efektif.[9]

C. Tahap-Tahap Penyelenggaraan Diskusi Kelompok Kecil

Dalam melaksanakan diskusi, diperlukan tahapan-tahapan pelaksanaan untuk menunjang keberhasilan dan pencapaian hasil diskusi yang diinginkan. Beberapa tahapan penyelenggaraan diskusi kelompok kecil antara lain :

  1. Merencanakan dan mempersiapkan diskusi kelompok kecil

Langkah-langkah merencanakan dan mempersiapkan diskusi kelompok kecil yaitu :

  1. Memilih topik atau masalah yang akan didiskusikan

Pemilihan topik dapat dilakukan oleh guru sendiri, oleh guru bersama siswanya, atau oleh siswa sendiri. Topik yang akan dipilih hendaknya sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, minat dan kemampuan siswa. Topik yang dipilih harus bermakna bagi peningkatan kemampuan berpikir siswa serta memenuhi syarat sebagai topik yang baik untuk didiskusikan.

  1. Membagi siswa dalam kelompok-kelompok tertentu

Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok yang pengetahuan dan pengalamannya seimbang atau sama terhadap topik yang akan didiskusikan. Salah satu kriteria dari sukses tidaknya suatu diskusi adalah sejauh mana tiap anggota berpartisipasi. Kelompok seharusnya cukup terdiri dari 5-9 orang, sehingga tiap anggota mempunyai kesempatan berpartisipasi lebih banyak di dalam diskusi itu.

  1. Merumuskan tujuan diskusi

Sebutkanlah satu persatu tujuan yang ingin dicapai dalam diskusi tersebut. Kemudian buatlah daftar-daftar terhadap pertanyaan-pertanyaan seperti : “Apakah yang harus diketahui oleh peserta didik agar sanggup mengerjakan hal-hal yang telah disebutkan satu persatu dalam tujuan diskusi?”. Hal-hal inilah yang harus kita ajarkan kepada mereka pada saat diskusi. Hal ini akan mencapai hasil belajar yang anda inginkan.

  1. Menyiapkan dan membagikan bahan pelajaran

Berikan topik kepada peserta didik jauh sebelum diskusi dimulai. Sehingga mereka mempunyai kesempatan untuk mempelajari dan memikirkan topik itu.

  1. Mengatur ruangan diskusi

Susunan yang diharapakan adalah para peserta didik duduk melingkar sehingga satu dengan yang lain dapat saling memandang. Cukup dengan mengatur kursi-kursi membentuk suatu lingkuran. Serta guru dalam posisi yang memungkinkan untuk berhadapan dengan semua peserta didik. Pemimpin diskusi hendaknya sejajar dengan para anggota, tidak duduk memisah atau di kursi kusus.

  1. Memulai diskusi kelompok kecil

Dalam memulai diskusi kelompok kecil, hal-hal yang harus dilakukan antara lain :

  1. Membuat skets mengenai topik diskusi

Apabila partisipan sudah duduk, mereka harus mulai berpikir, berpendapat, dan belajar tentang hal yang menjadi permasalahan dalam diskusi. Guru mengidentifikasi tujuan diskusi tersebut dengan jalan mengarahkan pikiran peserta diskusi kepada topik diskusi sehingga akan menimbulkan konsentrasi. Hal ini memudahkan diskusi pada jalan yang benar.

  1. Memberikan pertanyaan yang merangsang pikiran

Berikan pertanyaan yang sulit dijawab oleh peserta diskusi, hal ini memaksa peserta diskusi untuk bereaksi dan berpikir.

  1. Memberikan ilustrasi tentang kehidupan

Cara yang lebih baik dalam hal memberi motivasi kepada peserta diskusi yaitu dengan menempatkan mereka dalam situasi kehidupan yang berhubungan dengan topik. Penggunaan situasi kehidupan ini disebut metode pengajaran case study. Metode ini biasanya menekankan pada analisa dan intrepetasi yang luas tentang sebuah kasus yang dipilih untuk menunjukkan hasil belajar dari sebuah proses diskusi.

  1. Menjaga agar diskusi berjalan sukses

Agar diskusi dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, hal-hal yang dapat dilakukan antara lain :

 

  1. Menjaga agar diskusi tetap pada relnya

Beberapa teknik yang akan menolong agar diskusi tetap pada tujuan awalnya, antara lain dengan memberikan batasan-batasan terhadap topic yang didiskusikan atau dengan menanyakan kepada partisipan yang menyimpang, apakah hubungan  pertanyaan/ argumen partisipan tersebut dengan topic yang sedang dibahas.

  1. Menyimpan argumentasi terhadap hal-hal yang tidak penting

Jangan diadakan argumentasi atau diskusi tentang hal-hal yang sangat mendetail. Jika ada perdebatan mengenai masalah-masalah sepele sebaiknya hentikan subyek itu atau buatlah pemecahan masalah yang kompromis.

  1. Mencegah membicarakan kembali topik yang sudah diselesaikan

Jangan diijinkan membicarakan kembali untuk kedua kalinya suatu topic yang sudah diselesaikan. Kadang diskusi berputar-putar disebabkan karena seseorang berhenti dari topic yang sedang dibicarakan dan kembali pada topic yang sudah dibicarakan sebelumnya.

  1. Mendorong setiap anggota untuk berpartisipasi

Diupayakan agar setiap peserta didik dapat turut aktif terhadap jalannya diskusi. Jangan sampai diskusi hanya di dominasi oleh beberapa anggota kelompok saja. Diskusi dikatakan berhasil apabila setiap peserta diskusi mendapat andil dalam pelaksanan diskusi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

  1. Mengakhiri tiap topic

Akhirilah topic yang didiskusikan dengan merangkum pendapat-pendapat secara singkat dan jelas sebelum menginjak ke topic yang baru.

  1. Menyimpulkan diskusi

Supaya sungguh-sungguh berhasil seperti yang diharapkan, suatu diskusi harus ditutup. Sampaikan rangkuman satu persatu dengan jelas, selanjutkan akhiri diskusi tersebut.

 

PENUTUP

 

  1. Kesimpulan

Diskusi kelompok adalah suatu proses percakapan yang teratur, yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang bebas dan terbuka, dengan tujuan berbagi informasi atau pengalaman, mengambil keputusan, atau memecahkan suatu masalah. Dengan demikian, pengertian keterampilan dasar mengajar membimbing diskusi kelompok kecil ialah keterampilan melaksanakan kegiatan membimbing peserta didik agar dapat melaksanakan diskusi kelompok kecil secara efektif.

Menurut Udin S Winatapura, Agar keterampilan dapat kita kuasai dengan baik, perhatikan keenam komponen-komponen dalam keterampilan membimbing diskusi.

  1. Memusatkan perhatian
  2. Memperjelas masalah atau uraian pendapat
  3. Menganalisis pandangan
  4. Meningkatkan uraian
  5. Menyebarkan kesempatan berpartisipasi
  6. Menutup diskusi.

Sedangkan menurut Moh. Uzer Usman, komponen keterampilan dalam membimbing diskusi pembelajaran ada tujuh komponen, diantaranya yaitu :

  1. Memusatkan perhatian peserta didik pada tujuan dan topik diskusi.
  2. Memperjelas masalah maupun usulan/pendapat.
  3. Menganalisis pandangan/pendapat peserta didik.
  4. Meningkatkan usulan peserta didik.
  5. Menyebarkan kesempatan berpartisipasi
  6. Menutup diskusi
  7. Hal yang harus diperhatikan

Tahap-tahap penyelenggaraan diskusi kelompok kecil, antara lain:

  1. Merencanakan dan mempersiapkan diskusi kelompok kecil

a. Memilih topik atau masalah yang akan didiskusikan

  1. Membagi siswa dalam kelompok-kelompok tertentu
  2. Merumuskan tujuan diskusi
  3. Menyiapkan dan membagikan bahan pelajaran
  4. Mengatur ruangan diskusi
  5. Memulai diskusi kelompok kecil
    1. Membuat skets mengenai topic diskusi
    2. Memberikan pertanyaan yang merangsang pikiran
    3. Memberikan ilustrasi tentang kehidupan
  6. Menjaga agar diskusi berjalan sukses
    1. Menjaga agar diskusi tetap pada relnya.
    2. Menyimpan argumentasi terhadap hal-hal yang tidak penting
    3. Mencegah membicarakan kembali topik yang sudah diselesaikan
    4. Mendorong setiap anggota untuk berpartisipasi
    5. Mengakhiri tiap topic
    6. Menyimpulkan diskusi

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Ali Muhammad. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo. 2002

 

Darmadi Hamid. Kemampuan Dasar Mengajar. Pontianak: Alfabeta. 2009

 

E Mulyasa. Menjadi Guru Profesional Bndung: Remja Rosdakaarya. 2006

 

Emi Purwati, Micro Teaching, Jakarta: Aprinta, 2004

 

Moh. Uzer Usman. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2010

 

Udin S. Winatapura,dkk. strategi belajarmengajar. jakrta: universitas terbuka

 

Syaiful Jamarah Ahri. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi.Bandung: PT Renika Cipta. 2000

 

http//id.shvoong.com/social-sciences/education/2172621-keterampilan-guru-membimbing-kelompok-kecil/#lx22107colgRM

 


[1] E Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, (Bndung: Remaja Rosdakarya,2006) hlm.89

[2] Udin S. Winatapura, dkk, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2002) hlm. 8.20-8.21

[3] Hamid Darmadi, Kemampuan Dasar Mengajar, (Pontianak: Alfabeta, 2009) hlm.23

[4] Muhammad Ali, Guru Dalam Proses Belajar Mengajar,(Bandung: Sinar Baru Algesindo,2002) hlm.23

[5] H. Udin S Winatapura, dkk, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2002) hlm. 8.21

[6] Ibid

[7] Syaiful jamarah ahri, guru dan anak didik dalam interaksi,(bandung: pt renika cipta, 2000) hlm.21

[8] Emi Purwati,Micro Teaching,(Jakarta:Aprinta,2004)hlm.29

[9] Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional,(Bandung: Remaja Rosdakarya,2010) hlm.96

Tinggalkan komentar